Bupati Dendi Targetkan 2023 Kabupaten Pesawaran Bebas Buta Baca Al-Qur’an
Post by Admin - 21 September 2020
PESAWARAN - Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menargetkan pada 2023, Bumi Andan Jejama terbebas dari buta baca Al-Qur’an. Demikian diungkapkan ketika menyerahkan secara simbolis bantuan sumur bor di Pondok Pesantren Safinatul Hidayah di Dusun Cipanas Desa Way Harong Kecamatan Way Lima, Ahad (20/09/2020).
“Guna mendukung target tersebut, kita memiliki program pemberian insentif kepada guru ngaji berjumlah 1200 di tahun ini dan kami mengharapkan ditahun yang akan datang jumlah penerimanya akan kita tambah menjadi 2500 orang, semoga itu dapat terwujud” kata dia.
Ia juga menuturkan akan memberikan yang terbaik apabila itu menyangkut permasalahan agama.
“Agar anak-anak dapat menimba ilmu agama islam yang baik, saya akan berusaha semaksimal mungkin dan akan menyelesaikan atau memenuhi segala permasalahan ataupun kekurangan yang ada” tutur dia.
Terkait bantuan sumur bor yang diserahkan, menurutnya bantuan ini sebagai bentuk kepeduliannya kepada para santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren. “Disini kalau musim kemarau memang kesulitan air, maka dari itu kami memilih Pondok Pesantren ini untuk kemaslahatan para santri yang ada, sehingga ketika musim kemarau tiba para santri tidak kesulitan lagi dalam hal air bersih” ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya meminta maaf karena belum dapat memenuhi segala kekurangan yang ada, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan anggaran. “Kalau saya berkeinginan semua yang mengajukan bantuan ini dapat diwujudkan semua, namun kembali lagi dengan anggaran yang kita miliki, saya selaku bupati harus memilah dan memilih mana yang menjadi skala prioritas yang harus kita dahulukan, karena sampai saat ini ada sekitar 224 Pondok Pesantren yang tecatat, dan ini harus saya bagi semua untuk pembangunannya” ungkap dia.
Menanggapinya, pengasuh pondok Pesantren Safinatul Hidayah, Ustad Syamsul Bahri mengatakan dengan adanya bantuan sumur bor ini, pihaknya dapat membantu para masyarakat yang kekurangan air pada musim kemarau.
“Jadi bukan hanya para santri pondok saja yang bisa merasakan manfaatnya, tetapi juga kami mempersilahkan kepada masyarakat yang hendak mengambil air disini” kata dia. Oleh: sapto firmansis